Jawaban dari "siapa yang memimpin jalannya JIM"

Jawaban dari "siapa yang memimpin jalannya JIM"

Jika kamu mau melihat jawaban mengenai soal siapa yang memimpin jalannya JIM ente berada di website yang tepat. Kami ada 1 jawaban atas siapa yang memimpin jalannya JIM. Silakan lihat jawaban lebih lanjut disini:

Jawaban: #1: Dalam kerja sama regional, Thailand bersama Indonesia, Malaysia, Filipina dan Singapura terus memperkuat organisasi Perkumpulan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN). ASEAN diidentikan sebagai organisasi kawasan yang antikomunis dan didukung blok Barat, terutama Amerika Serikat. Pengaruh Thailand di ASEAN cukup kuat. Situasi ini, sebaliknya membuat Kamboja terus menjaga jarak dengan ASEAN. Mereka tidak nyaman dengan ASEAN, terutama karena faktor Thailand. Khawatir terisolasi, Kamboja berpaling ke tetangganya, Vietnam, yang baru saja mengkomuniskan seluruh Vietnam. Pemimpin baru Kamboja, Hun Sen merasa lebih cocok bersahabat dengan Vietnam. Kamboja menjadi sekutu pertama dan terdekat Vietnam di kawasan ASEAN. Terlebih ketika Hun Sen mengizinkan 150 ribu tentara Vietnam hadir di Kamboja. Alasan Hun Sen mengundang tentara Vietnam untuk membantu pengamanan negaranya. Kekkhawtiran Kamboja atas kemungkinan kembalinya rezim nonkomunis pro AS masih cukup kuat. Sebagai negara yang baru pulih dari Perang Saudara, Kamboja porak poranda, kehilangan jutaan warga, dan tidak punya kekuatan militer sama sekali. Hingga sekarang diisyukan bahwa Hun Sen menaturilasi sekitar 3 juta warga Vietnam. Keturunan Vietnam ini memperoleh perlakuan istimewa. Mereka menguasai ladang-ladang, satu hal yang dicemburui oleh bangsa Thailand yang tinggal di perbatasan. Orang-orang Vietnam yang punya kebanggaan mengusir Amerika, antara lain digunakan Hun Sen menghadapi bangsa Thailand. Isu rasial ataupun primordial tak terelakkan. ASEAN termasuk organisasi regional di dunia yang ikut mengecam kehadiran pasukan Vietnam di Kamboja. Pemerintahan Hun Sen dituding sebagai bonekanya Vietnam. Makin kencang tudingan ASEAN terhadap Kamboja, makin lebar kerenggangan Kamboja dengan ASEAN. Hingga awal 1980-an Kamboja masih diisolir oleh dunia internasional.Tahun 1988 Indonesia mengambil inisiatif, menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting (JIM) di Istana Bogor. JIM dilaksanakan dua kali di Indonesia. Padahal Thailand sendiri berminat menjadi mediator. Dalam JIM itu hadir Pemimpin Kamboja Hun Sen, termasuk Heng Samrin. Heng Samrin adalah tokoh Khmer Merah pro China yang digantikan Hun Sen, tokoh komunis Kamboja yang pro Vietnam dan Uni Soviet